Cinta (2) Rify cerbung

2

Hari Senin, hari pertama sekolah setelah libur panjang. Jangan berharap kalau di SMAN Plus ini upacara bendera ditiadakan walaupun ini hari pertama. Jangan sampai ada yang berani memberi alasan petugas belum latihan dan sebagainya. Bisa dipastikan kalau ada yang berkata demikian, siap-siap saja seluruh siswa disini kerja bakti hari Senin mulai dari pekarangan sampai ke semua toilet yang ada digedung megah ini. Kalau ditotal ada 40 toilet lebih. Nah, dari pada membersihkan toilet lebih baik panas-panasan sambil berdiri selama sejam.
Ify dan Sivia melangkahkan kakinya kearah lapangan upacara. Disana sudah lumayan banyak siswa yang berkumpul. Sebagian guru juga sudah berdiri disana. Dari arah samping tampak kelompok Gabriel, Dayat, Daud, dan Rio sedang membully Daud. Mereka tertawa dan Daud yang dibully juga ikut tertawa. Ify dan Sivia geleng-geleng kepala.
“Pagi Ify, pagi Sivia.” Sapa Daud. Ify dan Sivia saling tatap dan kemudian bergidik.
“Vi, lo dengar ada yang nyapa kita?” Tanya Ify dengan gaya polosnya. Begitu pula dengan Sivia yang ikut-ikutan Ify. Ia juga memasang wajah polosnya.
“Enggak, Fy. Jadi merinding nih gue.” Anak-anak cowok yang lain udah ngakak. Beginilah derita Daud. Kemudian Ify dan Sivia menoleh ke Daud.
“Eh, lo Ud. Gelap sih lo.” Jawab Sivia.Gabriel dan Dayat mengusap bahu Daud.
“Sabar Bro, Hidup emang keras.” Kata Dayat sok menguatkan.
“Tapi fleksibel, men.” Jawab Sivia membuat yang cowok ngakak sekaligus berpikiran kemana-mana.
“Tahu deh yang punya fleksibel.” Kata Rio sambil mengerlingkan matanya nakal ke Ify dan Sivia. Ify dan Sivia melotot. Dasar Cowok!!
“Kak, Rioo. Otak lu minta dikasih pemutih kali ya?” Rio hanya tertawa begitu juga dengan yang lain.
“Nggak lah Fy, yang butuh pemutih Daud kali.” Daud yang dibully kembali menjawab dengan polosnya.
“emang ada, Fy pemutih buat gue?” Tanya Daud. Ify memutar bola matanya kesal sedangkan Sivia hanya bisa geleng-geleng kepala.
“Ada, bejemur sana di pantai.” Jawab Ify kesal.
“Ayok Vi ke lapangan, udah mau mulai tuh. Ngomong sama mereka bikin lapar.” Ajak Ify dan langsung menarik tanga Sivia.
“Kalo lapar makan Rio aja Fy.” Teriak Gabriel.
“Nggak, Pahit.”
“Sialan lo, Fy.”
Rio dan kawan-kawan pun mengikuti Ify dan Sivia yang telah ke lapangan duluan. Upacara bendera akan di mulai. Pagi yang dimulai dengan indah bagi Rio dan kawan-kawannya. Tetapi, tidak bagi Ify dan Sivia. Cowok-cowok mesum plus gila meruak  mood mereka.
***
Selesai upacara bendera semua siswa langsung berhamburan ke kantin. Tidak peduli lagi dengan guru yang mau member pengumuman tambahan. Cukup Kepala Sekolah yan nggak punya jam tangan itu yang menyita waktu mereka. Bicara sepanjang jalan, tidak mempedulikan banyak siswinya yang tumbang. Ditambah lagi dengan wajah tanpa dosa Kepala Sekolah yang berkata “karena hari cukup panas, bapak sudahi sampai disini saja amanatnya.” Hellooo, kemana saja dari tadi pak?
Ify dan Sivia baru saja kembali dari kantin membeli minuman apa saja yang bisa mendinginkan kepala, mulut dan hati mereka. Kepala, karena cape memikirkan Kepala Sekolahnya yang nggak punya jam tangan. Mulut, karena cape memankan mulut mereka sambil mengikuti ocehan Kepala Sekolah. Hati, cape mengutuk Kepala Sekolahnya dalam hati.
“Untung nggak dia terus pembina upacara tiap Senin.  Kalo sempat dia terus, gue yakin banget gue yang sering keluar masuk ruang BK.” Cerocos Ify sambil menyedot mnuman isotonic yang baru saja dibelinya.
Sivia mengangguk setuju “Gue ngikutin lo deh, Fy. Mana omongannya Cuma mutar-mutar situ aja. Kuping gue demi apapun yang ada dilangit bumi udah berasap.” Ify menoyor kepala Sivia “Beh, gue nggak liat tuh.”
“Kan gue Cuma mau berlebay ria.”
“Ck, elaah. Ada ftv pagi lagi nih.” Ify berdecak begitu melihat Gabriel dan Shilla sedang duduk berdua di tangga samping kelas mereka. Gabriel melempar tatapan kesalnya kearah Ify dengan matanya yang mendadak mau keluar. Ify dan Sivia langsung tertawa melihat ekspresi si Gabriel. Sedangkan Shilla hanya tersenyum malu.
“Nikmatin aja lagi duo Pi, besok nggak ada lagi Ftv pagi hidup lo hampa deh.” Balas Gabriel yang membuat Ify dan Sivia mencibir. Kemudian keduanya tertawa membuat Gabriel manyun. Shilla hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah kakak kelasnya ini.
“Lo betah Shil sama ceking ini?” Tanya Sivia masih dengan tawanya.
“kalo gue mah, udah gue tendang kali sampai ke segitiga bermuda.” Sambung Sivia tanpa mendengar jawaban Shilla. Ify dan Sivia langsung berhighfive karena berhasil membully Gabriel.
UPS!!
Ify dan Sivia menutup mulutnya begitu melihat Gabriel. Disana Gabriel telah mengeluarkan asap dari dua telinganya dan di kepalanya muncul dua tanduk berwarna merah. Mukanya juga merah padam karena marah sekaligus kesal dengan tingkah teman sekelasnya yang hyper ini.
Ify dan Sivia mendadak jadi salh tingkah dan menggaruk tengkuk mereka yang tidak gatal lalu nyengir tanpa dosa ke Gabriel. Perlahan kaki mereka melangkah mundur.  1… 2… 3…
“Kabuuuuur,”
“IFYYYYYY, VIIIAAA.” Teriak Gabriel murka sedangkan Ify dan Sivia tertawa sambil memeletkan lidahnya kearah Gabriel.
***
Ify dan Sivia berlari langsung masuk ke kelas mereka. Disana teman-teman sekelas menatap mereka berdua aneh. Dua gadis itu masih membungkuk dengan tangan diatas menahan berat tubuh mereka. Rio yang sedang duduk di kursi guru mengernyit bingung menatap dua gadis cantik ini.
“Lo bedua kenapa?” Tanya Rio. Ia berjalan menghampiri dua gadis itu –tepatnya Cuma Ify. Ia berdiri di depan Ify. Menatapnya lama kemudian mendekatkan kepalanya ke gadis itu. Ify reflex memunduran kepalanya.
“Mau ngapain lo kak?”
Rio hanya diam, lalu tanpa aba-aba lelaki itu langsung menoyor kepala Ify membuat si empu kepala melotot kesal kearahnya. Ify langsung mendorong kepala Rio. Sivia yang melihat itu hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala lalu meninggalkan dua anak manusia ini di depan pintu kelas.
“Lo hari ini duduk bareng gue deh, Fy. Jam pertama ada Kimia nih.”
“Lah, terus?”
“Sumpah songong banget lo, gue tahu lo udah hapal Kimia sampai ke kulit paling dalem. Ajarin gue kek, masa iya besok nilai UN gue yang paling dahsyat Kimia. Padahal jelas-jelas gue punya sahabat yang jago Kimia.”
Ify hanya nyengir “Sorry, kak. Gue sih mau ngajarin lo, tapi untuk saat ini nggak ya. Gue udah janji duduk bareng sama Sivia tuh. Daaah kakak ganteng tapi item.” Ify langsung berlari menghampiri Sivia yang sudah staycool di bangkunya.
Rio yang ditinggal Ify hanya bisa pasrah untuk hari ini dan akan menikmati pelajaran Kimia dengan mata terpejam. Lebih baik tidur daripada mendengar yang membuat bosan. Rio jago dalam Mamatika, Fisika dan pelajaran noneksak lainnya, tetapi paling hancur dalam Kimia. Dia sendiri heran kenapa Kimia itu selalu menghantuinya, untung saja ada Ify sahabtnya dari orok yang jago Kimia yang mau mengajarinya –ya walaupun ia harus merogoh koceknya untuk mentraktir gadis itu.
Hhh. Rio menghela napas lalu berjalan kebangku yang telah dihuni tasnya. Guru Kimia Bu Risna Wijaya telah datang “kapan sih lo mau bersahabat sama gue, Kimia.” Gumamnya.
***
Ify melenggang keluar kelas bersama Sivia dan juga Rio dibelakangnya. Tiba diluar kelas matanya reflex melotot. Bagaimana tidak, di setiap sudut dekat kelasnya suah ditempati oleh couple kelas duabelas angkatannya yang bermekaran. Ditangga depan kelas sudah ada Melva dan Halpan, disampingnya berjarak dua meter dari mereka telah duduk sepasang kekasih lagi Elga dan Ridho. Dibelakang tiang sudah ada Dayat dengan Zahra. Ada lagi satu pasangan sipit di dekat tangga samping kelas, Reza dan Ayu.
Memang hari ini Ify dan Sivia juga Rio lambat keluar kelas dikarenakan ada tugas dari Pak Marlius guru Fisika. Mereka ini termasuk murid yang bisa diandalkan dalam bidang yang satu ini. “Sakit mata gue.” Keluh Ify. Sivia yang disebelahnya hanya terkekeh.
“Itu karena lo nggak punya pasangan disini.” Ify menoleh dan mencibir ke Sivia.
“kayak punya aja  lo.”
“Punya, kan kakak sepupu lo.” Sivia mengerling.
“Siviaaa, ngarep ya loo.” Sedangkan Sivia hanya tertawa dan berlari meningalkan Ify. Ify yang melihat Sivia telah berlari duluan mau tak mau akhirnya mengejar karrena ia tahu kemana ujung dari pelarian itu. Kantin!!
Rio yang sedari tadi berdiri dibelakang Ify dan Sivia hanya diam mendengarkan omongan dua gadis hyper itu sampai mereka berdua berlari meninggalkannya. Rio menghela napas. ‘Sama gue bisa kali, Fy.” Sayang itu hanya dalam hati. Rio akhirnya memilih menghampiri Gabriel yang sedang sibuk dengan buku Biologinya.
Gabriel menoleh ke samping saat menyadari ada sebuah badan yang terhempas. Ia menaikkan alisnya lalu tersenyum miring khas miliknya.
“Galau lo?” Rio hanya menggeleng.
“Sotoy.” Gabriel ngakak.
“kalau cinta diungkapin, broo. Bukannya dipendam. Lo tahu, kalau perasaan terus dipendam nggak akan selalu berakhir baik, yang ada perasaan itu terus mendesak ke atas dan akhirnya lo nyesek.”
Rio mencibir “Gaya banget lo.”
“Nggak ada persahabatan cowok dan cewek itu murni hanya karena rasa sahabat. Karna diantara rasa sahabat itu muncul rasa baru yang berjudul Cinta dan Sayang.”
“Lo makin sok ya El?” kata Rio yang cukup lama terdiam. Gabriel yang telah kembali membaca buku biologinya kembali menoleh ke Rio dan menatapnya kesal.
“awalnya gue janji sama diri gue sendiri bahkan hati gue untuk nggak punya rasa apapun kecuali sayang gue sebagai sahabat dan kakak buat dia.” Rio berhenti sejenak. Ia menatap Gabriel yang memilih diam kali ini.
“Tapi, semakin kesini makin kesini juga sayangnya. Makin nempel. He” lanjut Rio dengan kekehannya. Gabriel tersenyum.
“Gue juga.” Ceplos Gabriel tanpa sadar. Rio memicingkan matanya dan Gabriel langsung gelagapan.
“mm.. maksud gue, gue juga bakal kayak lo kalau gue jadi elo.” Rio hanya angkat bahu untuk saat ini. Walaupun ia tahu ada yang disembunyikan sahabatnya ini. Sedangakan Gabriel tampak menghela napas legah. Rio kali ini nggak kepo. Hufftt.
Ify dan Sivia balik dari kantin dan  menghentikan langkahnya menatap Gabriel dan Rio yang sedang duduk ditangga dengan bersender, kakinya diluruskan dengan berat badan ditahan siku. Rio dan Gabriel lanngsung melongos begitu menyadari dua gadis itu menatap mereka.

“ngapain lo bedua disitu? Mau minta tanda tangan?” ceplos Gabriel. Ify dan Sivia hanya memutar bola matanya dan langsung meninggalkan dua cowok yang kini tetawa melihat tingkah mereka.
Category: 1 comments

1 comments:

link mengatakan...

I'm interested in advertising on your blog. Where can I find contact information?

Posting Komentar